Senin, 24 Februari 2014

Love Nest, Sarangnya Para Pecinta Foto

               Sudah jadi hal biasa jika merayakan hari Valentine atau hari kasih sayang dengan hanya sekedar jalan-jalan dan makan-makan. Namun di Surabaya, hari Valentine menjadi tema acara Sunday Market untuk tahun kelima ini. Yaitu dengan mengusung tema Love Affair. Memang sudah direncanakan dari awal bahwa acara yang diadakan setiap tahunnya ini bertepatan dengan hari Valentine, agar bisa menyesuaikan dengan temanya.
                Acara ini mulai diadakan pada hari kamis (14/02) sampai hari Minggu kemarin (23/02) pada pukul 12.00 WIB. Sunday Market sendiri sebenarnya adalah sebuah acara sejenis bazar pasar loak yang dibuka setiap hari minggu dan dilaksanakan pada setiap tahunnya dalam rangka memperingati ulang tahun Surabaya Town Square Mall (Sutos). Sunday Market menggabungkan empat konsep menjadi satu, yaitu: musik, seni, makanan, dan mode yang dikemas dalam bentuk hiburan.
                Saat memasuki area Sunday Market kita akan disambut oleh patung besar yang bertuliskan Love. Lalu selanjutnya kita akan menemui banyak stan-stan yang menjual berbagai aneka pakaian, makanan, dan barang-barang yang unik dengan harga yang tergolong murah, baik barang yang masih baru ataupun barang bekas yang masih layak dipakai. Dalam Sunday Market juga tersedia panggung untuk pertunjukkan musik yang menghadirkan berbagai bintang tamu. Biasanya pertunjukkan tersebut hanya diadakan ketika hari menjelang malam. Selain itu, disediakan pula berbagai macam acara seru lain secara gratis, seperti: Love Pong, Love nest, Bike trial, Cooking Class dan lain sebagainya.
                Nah, kurang lengkap rasanya jika di acara seunik ini tidak diwarnai dengan acara foto-foto bersama. Apalagi bagi orang-orang yang senang berfoto. Oleh karena itu, pihak Sutos telah menyiapkan stan bagi orang-orang yang senang berfoto, yaitu Love Nest. Stan ini didirikan selain untuk mengabadikan saat-saat kebersamaan, juga sebagai salah satu cara untuk menunjukkan rasa cinta dan kasih sayang terhadap kerabat baik sahabat, pasangan, maupun orang tua.
Love Nest, salah satu event yang ada di Sunday Market (mtr)
                Di stan ini para pengunjung dapat difotokan oleh seorang fotografer secara gratis tanpa harus mengeluarkan uang sepeserpun. Malahan nanti pengunjung akan mendapat sebuah hasil cetakan fotonya tersebut setelah berfoto. Dan jika ingin meminta hasil fotonya dalam bentuk file kita bisa membuka website milik Sunday market. Karena memang nanti semua hasil fotonya akan ditampilkan di website tersebut.
                Pada Love Nest kali ini, sang pemilik mengambil konsep ruang keluarga sebagai latar belakang tempat foto disertai dengan beberapa fasilitasnya, yaitu berupa sofa, meja, rak buku, lampu, dan berbagai macam peralatan penghias ruang keluarga lainnya. Karena menurutnya dengan konsep tersebut dapat memperlihatkan keakraban dan keeratan sebuah hubungan.
                “ Love nest ini sudah jauh-jauh hari dipersiapkan memang tujuannya tentang cinta dan kasih sayang. Tema ini dipilih karena lebih eyecatching pada perkembangan budaya masa kini.” Ujar Rina Octara, selaku pemilik tempat fotografi Love Nest ini.
Saat pengambilan foto pada event Love Nest (mtr)
                Rata-rata pengunjung yang pergi ke Love Nest ini datang karena memang hobi berfoto dan penasaran akan tempatnya, juga tertarik dengan foto gratis yang diberikan oleh Love Nest. Tidak sedikit pengunjung yang lebih suka berfoto bersama sahabat ataupun keluarga. Karena memang rasa cinta tidak hanya ditujukan untuk pasangan namun juga untuk keluarga dan sahabat terdekat. Selain itu, para pengunjung juga berkomentar bahwa hasil foto yang diberikan tidak mengecewakan.
                “Hasil fotonya bagus, terus keren juga. Lumayan untuk koleksi foto keluarga. Apalagi cetakan fotonya dikasih gratis.” Komentar Cici, salah satu pengunjung Love Nest.
                 Jadi, Love Nest ini memang event yang sangat berguna dalam mengabadikan moment-moment spesial bukan?(fcp)

Semerah Bunga Mawar dan Buah Stroberi




                “Happy Birthday, SuTos!!”, tulis salah satu pengunjung pada salah satu post-it yang ditempel di salah satu papan.
                Sunday Market, yang diadakan di Surabaya Town Square menjadi sorotan masyarakat Surabaya dan sekitarnya. Sunday Market yang diadakan bersamaan dengan Ulang Tahun ‘SuTos’ (Akronim dari Surabaya Town Square) mengangkat tema yang identik dengan Bulan Februari. Love Affair, menjadi konsep utama Sunday Market yang diadakan kali ini.
                “Ya enggak apa- apa, walaupun sudah lewat, masih bau- bau Valentine, kan?”, ungkap Usullastiawati, mahasiswi Unirvesitas Kristen Petra.
                Berbagai stand telah meramaikan Sunday Market, mulai dari stand yang menjual makanan, minuman, secondhand stuff, sampai barang- barang yang biasa dijual online atau home industry. Dengan harga yang miring membuat banyaknya kalangan pelajar atau mahasiswa yang membeli barang- batang yang disuguhkan. Tidak hanya melihat kantongan belanja, banyak juga yang membawa setangkai mawar merah.
                Karena Love dalam konsep Love Affair sangat erat kaitannya dengan bunga, membuat para penyelenggara Sunday Market juga menyediakan stand yang berjudul ‘Flower Stall’. Dengan membagi- bagikan setangkai bunga mawar merah kepada pengunjung, banyak sekali respon yang berdatangan.
“Wah, tanggal 14 kemarin nggak ada yang ngasih beginian, Alhamdulillah SuTos ngasih” tutur Ratih, pengunjung Flower Stall yang mendapat setangkai bunga mawar.
                “Udah dapat dari pacar, dapat lagi dari pacar kedua, SuTos” Kata Meri sambil tersenyum saat ditanyai respon tentang pembagian bunga mawar yang gratis.
Setelah mendapat setangkai mawar, para pengunjung diminta mengucapkan apresiasinya di post-it dan ditempel di papan yang disediakan. Berbagai ekspresi dan apresiasi dituliskan di kertas persegi kuning untuk ditempel di papan. Sebagai simbolis mengucapkan Terima kasih dan Selamat Ulang Tahun kepada SuTos yang ke-6, banyak pengunjung yang mengunjung dan mengantri untuk mendapat bunga gratis.
Selain bunga mawar yang gratis, panitia Sunday Market juga menyalurkan Flower Stall ini sebagai usaha kecil- kecilan yaitu sebagai perantara penjual tanaman. Dijual dengan harga berkisar Rp 25.000 sampai Rp 35.000, berbagai warna bunga chrysanthemum terlihat digemari oleh ibu- ibu yang berminat berkebun. Selain bunga chrysanthemum, tanaman buah stroberi terlihat sangat segar. Dengan jarangnya pemasok di wilayah Surabaya, membuat tanaman itu lebih laris, ketimbang tanaman lainnya.dengan pemasoknya dari Malang membuat kualitasnya terjaga.  Dengan bukti bahwa tanaman itu berkualitas, hasilnya pun dijual. Buah stroberi yang terlihat menggiurkan, dipacking dengan bungkus mika dipatok dengan harga sekitar 25.000 rupiah.
“Karena banyaknya permintaan adanya tanaman ini dan buahnya menjadikan para pemasok menitikfokuskan kepada buah stroberi dengan bunga mawar.” Ucap Johannes, salah satu panitia dari Sunday Market.

 "bunga indah ini adalah salah satu bunga yang berada di flowers stall pada event Sunday Market (23/2)" (hads)
"Flower stall menyediakan banyak macam-macam bunga indah dan cocok untuk diberikan kepada yang tersayang" (fyr)

"Stroberi yang dipetik asli dari malang ini tersedia di flower stall denga harga yang terjangkau" (fyr)

 
Persiapan yang dimulai dari hari Kamis membawa kesuksesan yang besar terhadap Sunday market kali ini. Johannes, panitia Sunday Market yang bertugas di stand Flower Stall mengaku bahwa persiapan yang berat, dimulai dari hari Kamis. Pertama- tama dengan mengadakan Technical Meeting dengan pemilik booth,panitia, dan relawan serta marking tata letak stand sampai dengan mengatur berbagai persiapan sebelum acara dimulai. "Syukurlah, acaranya sukses.", terang  Usullastiawati (nom)

Ada Cinta di Love Pong

Kata LOVE berwarna pink serta berukuran besar terlihat dengan jelas di tengah-tengah lantai dasar Surabaya Town Square (SUTOS). Mengusung tema Love Affair, acara Sunday Market pada hari Minggu (23/2) dalam rangkah menyambut Hari Ulang Tahun Surabaya Town Square mendapat animo luar biasa dari masyarakat Surabaya. Lantai dasar SUTOS terlihat penuh sesak oleh para pengunjung dari berbagai usia dam kalangan profesi. Berbagai jenis baju, celana, sepatu, tas, jam tangan, makanan, dan minuman yang dijual dengan harga terjangkau dapat menarik minat masyarakat untuk bergabung di acara Sunday Market. Acara yang dibuka sejak pukul 12.00 WIB ini memiliki berbagai macam event yang menarik untuk dikunjungi, seperti Food Market, Cooking Clash with Dapur Cokelat, Love Affair Sculpture, Music Stage, Love Nest, Love Pong, Flower Stall, Cake&Chocolate House, Bike Trial, dan masih banyak lagi event-event yang turut memeriahkan Sunday Market.
Love Pong adalah salah satu event yang menarik perhatian pengunjung, khususnya bagi mereka yang gemar dalam olahraga tenis meja. Peminat Love Pong dapat mendaftarkan diri dengan mudah untuk mengikuti perlombaan tenis meja ini, bisa melalui online di www.sundaymarketSBY.com atau bisa juga mendaftarkan diri secara langsung di tempat perlombaan Love Pong, lantai dasar Surabaya Town Square. Syaratnya pun sangat mudah, cukup memiliki pasangan untuk bermain tenis meja, semua usia dan kalangan dapat mengikuti perlombaan Love Pong. Walaupun namanya Love Pong, bukan berarti untuk mengikutinya harus memiliki seorang kekasih, peserta Love Pong dapat berpasangan dengan siapa saja, baik kekasih, saudara, teman, sahabat, anak, maupun orang tua.
Sejak 2 jam acara Sunday Market dibuka, sudah banyak peserta yang mendaftarkan diri untuk bergabung di Love Pong, terlihat antusias yang luar biasa dari berbagai usia dan kalangan profesi. Ada yang mengajak anak, orang tua, saudara, teman, sahabat, hingga kekasih untuk menjadi pasangan di Love Pong ini. Banyak yang menjadi alasan peserta untuk mendaftarkan diri di Love pong, selain karena kegemarannya terhadap tenis meja, ada beberapa peserta yang mengikuti Love Pong hanya untuk mengisi waktu dan bersenang-senang bersama kerabat dekat. "saya ikut Love Pong hanya sekedar buat refreshing saja," ucap salah satu peserta Love Pong.
salah satu peserta yang sedang bermain tenis meja di Love Pong (ils)
Sistem permainan Love Pong sudah ditentukan sendiri oleh panitia secara independen dan diatur agar bisa berjalan adil bagi semua peserta. Salah satu sistem permainan yang ditentukan yaitu, panitia Love Pong tidak akan memasangkan peserta ganda putri dengan peserta ganda putra, sebab hal ini akan terkesan tidak adil bagi peserta ganda putri karena kemampuan lawan yang jelas terlihat tidak seimbang.
Peserta terlihat sangat antusias saat bermain tenis meja. Keringat yang bercucuran dan membasahi baju tidak menjadi penghambat para peserta untuk tetap bersemangat mengalahkan lawan agar mendapat nilai maksimal. Teriakan dari peserta maupun penonton turut memeriahkan jalannya perlombaan ini. Berbagai ekspresi muncul dari raut wajah para peserta yang sedang bermain maupun hanya duduk sebagai penonton untuk mendukung kerabatnya.
Grobyaaakkk......
Bunyi keras tiba-tiba hadir di tengah jalannya perlombaan yang tentunya dapat menghebohkan seluruh peserta dan penonton. Penyangga meja yang digunakan dalam permainan ini tiba-tiba roboh dikala peserta sedang bermain tenis meja. "itu mungkin karena tenaga kami yang terlalu luar biasa," ucap salah satu peserta diiringi gelak tawa. Sebagian peserta membetulkan penyangga meja, kemudian melanjutkan permainan tanpa semangat yang berkurang, dan suasana kembali meriah seperti sebelumnya. Hingga sore hari, Love Pong masih terlihat ramai dengan semangat para peserta dan penonton di sekelilingnya.
penyangga meja roboh disaat para peserta Love Pong sedang bermain (ils)
Pemenang perlombaan Love Pong ditentukan dari nilai tertinggi yang diperoleh dari berbagai babak, mulai babak penyisihan hingga tersisa peserta-peserta yang lolos babak final. Pemenang Love Pong akan mendapatkan hadiah sebuah iPod Nano, nama pemenang akan diumumkan pada hari itu juga sekitar pukul 20.30 WIB di panggung utama acara Sunday Market Surabaya Town Square.(kal)

Jumat, 14 Februari 2014

Hujan Abu di SMA Negeri 5 Surabaya



Peristiwa meletusnya Gunung Kelud sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Gunung yang berlokasi di perbatasan antara Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar, dan Kabupaten Malang ini kembali meletus pada Kamis (13/2) pukul 22.49 WIB. Dampak dari bencana ini juga dirasakan oleh beberapa kota lain, salah satunya adalah Surabaya. Sejak dini hari, hujan abu turun di Kota Surabaya dan sekitarnya. Hal ini menyebabkan debu berterbangan dan kabut tipis yang menyelimuti Kota Surabaya. “Tadi waktu baru bangun tidur, aku juga kaget. Jarang Surabaya cuacanya gini. Malah awalnya aku kira ini hujan salju. Eh ternyata hujan abu.” komentar Purinda Gita, X IPA 9, saat ditanya mengenai hujan abu di Surabaya.
Di jalanan, tampak beberapa pengendara sepeda motor menggunakan masker untuk melindungi hidung dari abu yang berterbangan. Beberapa polisi pun membagikan masker gratis untuk pengguna jalan di beberapa pemberhentian. “Hari ini aku berangkat naik sepeda motor. Karna digonceng, aku gak bawa masker. Taunya di jalan ada yang ngasih masker gratis.” kata Agassi Fathurisma, X IPA 9. Selain udara yang tidak sehat, hujan abu juga menyebabkan kabut tipis, sehingga terbatasnya jarak pandang bagi para pengguna jalan. Oleh karena itu, dihimbau bagi pengguna jalan agar mengurangi kecepatan dan meningkatkan kewaspadaan dalam berkendara.
Hujan abu mengakibatkan kendaraan berdebu (hads)

SMA Negeri 5 Surabaya juga terkena dampak dari hujan abu. Sejak pagi, lingkungan Smala terlihat lebih kotor dari biasanya akibat debu dari hujan abu. Beberapa Smalane juga terlihat menggunakan masker. Menurut Alfredo Surya Pradana, salah satu siswa kelas X IPA 7, hujan abu membuat perjalanannya terganggu. Siswa yang bertempat tinggal di daerah Wiyung ini menggunakan jaket dan masker selama di perjalanan untuk melindungi diri dari hujan abu. "Lihat saja jaket sama tas jadi berubah warna gara-gara hujan abu", ujar Alfredo sambil menunjukan jaket dan tasnya yang berdebu.
Smala yang terlihat berdebu akibat hujan abu hari Jumat (14/2)

Turunnya hujan abu di Kota Surabaya juga mempengaruhi aktivitas pembelajaran di SMA Negeri 5 Surabaya. "Pelajaran olahraga di lapangan jadi tidak bisa dilaksanakan karena hujan abu, terpaksa pembelajaran dialihkan di aula atas, ada juga yang di kelas masing-masing", ujar Bapak Sukirin Wikanto, selaku guru olahraga SMA Negeri 5 Surabaya. Smalane juga dihimbau untuk menggunakan masker selama di sekolah karena udara yang tidak baik untuk kesehatan. "Kalau tidak terlalu penting, sebaiknya di dalam kelas saja", tambah Bapak Sukirin.

Lapangan tengah Smala yang tertutup debu dari hujan abu (hads)

Selain itu, tampak pula pemandangan yang berbeda di gerbang masuk SMA Negeri 5 Surabaya. Pak Danun, selaku satpam SMA Negeri 5 Surabaya harus menggunakan masker saat bertugas. Beliau mengaku bahwa hujan abu menganggu pekerjaannya. "daripada sakit lebih baik pakai masker saja, tadi saya juga membagikan beberapa masker untuk murid-murid disini", ujar Pak Danun.
Pak Danun yang sedang bertugas sambil memakai masker (hads)

Siswa-siswi SMA Negeri 5 Surabaya pun akhirnya harus dipulangkan lebih cepat dari biasanya karena himbauan dari Dinas Pendidikan Kota Surabaya demi keamanan dan keselamatan karena adanya kabar bahwa Gunung Kelud akan meletus kembali. Semua kegiatan lain di luar pembelajaran juga dibatalkan karena adanya larangan dari pihak sekolah untuk melaksanakan kegiatan di lingkungan SMA Negeri 5 Surabaya.
Sebenarnya, selain Gunung Kelud, juga ada beberapa gunung di Pulau Jawa yang diperkirakan akan meletus dalam waktu dekat. Oleh karena itu, diharapkan Smalane agar meningkatkan kewaspadaan dan menjaga kesehatan. (kal/dmn)





Minggu, 09 Februari 2014

Kata Katy Perry, ”Thanks God It’s Friday”. Kata Smalane, ”Jumat Ceria Paling Okey”


Konon, bulan Februari sering menjadi simbol dari bulan kasih sayang tetapi, karena smalane dinamis dan peduli maka rasa kasih sayang itu diaplikasikan terhadap lingkungan sekitar yang sangat memprihatinkan.  Berbagai cara telah diupayakan demi mewujudkan sekolah yang berstandar adiwiyata.
Dipilihnya beberapa calon perwakilan kader lingkungan merupakan langkah awal yang diambil smala untuk menjadi yang lebih baik. Kerja bakti adalah tema yang dipilih untuk jumat ceria kali ini. Semua Smalane diharapkan  untuk ikut serta dalam kegiatan ini, selain untuk penghijauan sekolah, pengaplikasian pelajaran yang berada di dalam kelas, kerja sama dan gotong royong pun juga termasuk tujuan dari kegiatan ini.
Pak Wiji, salah satu warga smala mengatakan bahwa dengan adanya kegiatan ini membuat keadaan di Smala menjadi lebih santai karena siswa-siswi mempunyai kegiatan tersendiri yang membuat tali persaudaraan antar individu  semakin erat. Tetapi, beliau juga berpendapat bahwa sebaiknya jumat ceria diadakan dengan kegiatan yang berbeda setiap bulan nya yang juga tetap mempunyai unsur kerja bakti. Untungnya salah satu aspirasi pak Wiji terwujudkan, yaitu membawa tanaman selain bunga. Pada Jumat ceria kali ini, anak- anak kelas X membawa berbagai macam tanaman, dari yang berproduktif hingga ke paku-pakuan. Sedangkan, kelas XI membawa unggas dan berbagai jenis ikan air tawar.
Respon dari Smalane cukup baik, bagaimana tidak? Semua Smalane berlomba-lomba untuk menanam tanaman yang telah dibawa ke wilayah sekitar Smala. ”Sebenarnya esensi global dari kegiatan ini adalah untuk langkah kecil menyelamatkan bumi, tapi ya Alhamdulillah kita juga fun apalagi bareng- bareng.” imbuh Aik, siswa X IPA 6.
Kicau burung pada pagi hari telah meramaikan suasana Smala yang non-polusi. Riuhnya telah menggantikan suara klakson mobil yang bersautan. Kandang merak telah dipenuhi oleh pendatang baru. Salah satu dari pendatang tersebut adalah burung hantu yang dibawa oleh XI IPA 8. Sayangnya, kurangnya lahan juga menghambat proses pemeliharaan ini. Untuk sementara, burung hantu ditempatkan di kandang lele.




burung hantu, Smalane baru (azk)





Tidak ingin kalah dengan yang lain, XI IPA 5  menyumbangkan 2 ekor ayam, lele dan nila. I know what’s on your mind, sumbangan- sumbangan yang telah diberikan murni keinginan dari smalane sendiri.
“Kita sih menyumbang tanaman gantung 10 buah, dan kita nggak keberatan kok.” Kata Alam  salah satu siswa SMA Negeri 5 Surabaya. Mereka pun mengaku bahwa dalam hal menyumbang berbagai tanaman atau hewan tersebut mereka melakukan urunan.
Pak Wahyu, salah satu guru Bahasa Inggris SMA Negeri 5 Surabaya mengatakan, “Acara ini sangat bemanfaat, mengurangi kejenuhan, penat batin siswa di sekolah, dan dengan seperti ini setidaknya para siswa bisa bertanggung jawab akan apa yang mereka tanam dan pelihara di Smala.” Koordinasi yang cukup rumit demi berlangsungnya acara ini telah terwujudkan. Mulai dari hasil diskusi tim lingkungan (kader) SMA Negeri 5 Surabaya, guru-guru PLH hingga disetujui oleh Kepala Sekolah.
Setiap kegiatan pun tidak lepas dari evaluasi agar menjadi yang lebih baik termasuk Jumat ceria. “Setelah selesai diadakannya Jumat ceria, kami mengadakan evaluasi agar Jumat ceria yang mendatang lebih baik.” Tutur Bu Hartini, guru biologi Smala. Wah,  semoga saja evaluasi berjalan lancar dan kedepannya lebih baik. Tidak lupa, amanah yang diberikan yaitu merawat tanaman maupun hewan yang sudah dibawa agar tidak layu ataupun mati. (dps/nom)