Selasa, 05 Juni 2012

"Inter Arma Caritas, Pararela!"


Tidak asing kan dengan jargon barusan? Ya, itu adalah jargon dari sebuah SS di SMAN 5 Surabaya, yaitu Pararela. PMR-nya Smala ini termasuk salah satu SS yang super sibuk lho!
Katanya nih, dulu Pararela memiliki ruang sekretariat sendiri di ruang yang sekarang digunakan untuk studio musik. Tak berapa lama, sekretariat Pararela pindah ke Galeri. Bingung kan? Jadi dulu Galeri tidak digunakan sebagai jalan umum atau jalan yang menjadi penghubung antara Smala bagian tengah dengan Smala  bagian utara. Ruang Galeri itulah yang digunakan Pararela untuk melakukan segala aktivitas kesekretariatan.  Tapi sekitar dua tahun lalu para Pararelis—sebutan untuk anggota Pararela Smala-- harus legowo karena sekolah memutuskan untuk memindahkan sekretariat mereka pindah ke Sekos, menjadi satu dengan OSIS dan  juga Joer-V.  Walaupun sedikit kecewa, para Pararelis mencoba untuk menerima hal tersebut dengan lapang dada.
Stiker donor darah Pararela (dsp)
SS yang diketuai oleh Fildzah Aulia (XI IA-1) ini sangat berperan aktif dalam lomba-lomba yang diadakan berbagai pihak, termasuk JIMBARA. JIMBARA adalah lomba PMR besar yang diadakan oleh Pemkot Surabaya. Event 2 tahunan ini melombakan sedikitnya 20 jenis lomba, mulai dari Putra Putri Forpis –loba model sejenis Putri Indonesia—sampai Mading 3D. salah satu yang unik adalah lomba Paduan Suara. Tak mau kalah dengan anggota PSGS (Paduan Suara Gita Smala), anggota Paralela juga mampu mengikuti lomba paduan suara JIMBARA tersebut jika mereka berminat menyalurkan bakat mereka di bidang tarik suara. Namun tak hanya mengikuti lomba eksternal, Paralela juga memiliki lomba internal yang ditujukan untuk para Pararelis. Nama lomba tersebut adalah Red Day. Tujuannya tentu untuk mengadu skill PMR antar Pararelis itu sendiri.
Mading SS Pararela (dsp)
Pantas saja Pararela disebut-sebut sebagai SS yang sibuk. Bagaimana tidak? Mereka memiliki 5 jenis latian, yaitu latian rutin, kreatif, fisik, intensif dan gabungan. Ada juga berbagai jadwal pengkaderan, seperti Pra-Diklat, Diklat, Pemantapan, dan lain-lain. Itu belum termasuk event-event yang mereka adakan. Sudah tidak asing kan dengan donor darah dan baksos? Itulah contoh event yang dimotori oleh Paralela. Ada yang berbeda, donor darah yang diadakan oleh Paralela untuk Smalane ini dilanksanakan 2 tahun sekali. Berbeda dengan kebanyakan sekolah lain yang hanya sekali setahun. Tak heran jika kita sering melihat para Paralelis tidak kunjung pulang ketika jam sekolah berakhir, tapi malah berkumpul untuk merundingkan hal-hal tersebut.
Mengenai prestasi? Wah jangan ditanya. Juara daur ulang, Cerdas Cermat, Pertolongan Pertama, Perawatan Keluarga  sering disabet oleh Pararela. Salah satu dari yang terhebat adalah mereka pernah meraih Juara 4 dan 6 Penyuluhan se-Jawa Timur!
Menurut Vicky Wijaya, salah satu Pararelis dari kelas X-9, jika mengikuti SS Pararela maka kita akan mendapatkan manfaat yang besar. Apalagi untuk mereka yang ingin sekali menjadi dokter. Karena materi yang diajarkan Pararela mirip dengan materi perkuliahan kedokteran. Hal tersebut diungkapkan salah satu alumni SMAN 5 yang kini menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran UNAIR . Ada yang tertarik? (dnf/chr)

Notes yang dibuat Pararela sebagai PMR SMAN 5 Surabaya (dsp)

Sabtu, 02 Juni 2012

Belajar dari Five Fight Win

            Smalane tentu sudah tahu bahwa tim basket putra Smala telah memasuki babak Fantastic Four dan akan bertanding hari ini (2/6) di DBL Arena. Walaupun hanya tim putra yang mampu menembus babak ini, bukan berarti kita bisa melupakan perjuangan yang telah ditempuh tim putri Smala. Kali ini, tim Joer-V akan mengajak Smalane untuk melihat kembali usaha dan semangat mereka yang tidak kalah kuatnya dengan tim putra.


SEMANGAT: Tim FFW saat melakukan toss

          Tim Joer-V pun berhasil mewawancarai salah satu pemain tim putri, yakni Kartika Wensdi Renantriandani dari kelas X-9. Dari sinilah kita bisa mengetahui dan mengagumi bahwa tim putri Smala yang akrab disapa Five Fight Win (FFW) ini memiliki semangat, motivasi, dan kerjasama tim yang luar biasa.
          Diakui Tika, sapaan akrab Kartika, FFW melalui serangkaian persiapan fisik maupun spiritual yang tidaklah mudah. “Dulu kita seminggu latihan dua kali, terus semakin mendekati DBL latihannya jadi tiga kali seminggu,” jelasnya. “Terus, ada juga Training Camp. Kami di-camp selama empat hari. Selain mempersiapkan skill seperti fisik dan lain-lain, juga ada pendekatan sama tim. Kita diberi materi-materi supaya lebih deket, lebih nyatu, lebih dapet feel satu sama lain. Kita sharing-sharing antara tim cewek, cowok, sama official,” lanjutnya.
          Tidak hanya itu, FFW juga menambah intensitas ibadah dengan melaksanakan Sholat Sunnah Tahajud. Mereka rutin membangunkan rekan sesama tim secara bergantian. “Caranya, tiap anak menelepon anak yang nomor jersey-nya satu tingkat di atasnya, dibangunin di telepon terus sampai bisa Tahajud. Kalo nggak bisa, ya lompat ke nomor berikutnya. Terus lanjut sampai nomor terakhir, salur-saluran gitu,” ujar pemain bernomor jersey 14 ini.
          Sudah sekian banyak rangkaian program FFW untuk mencapai target, dibarengi usaha sekuat tenaga dan berdoa. Lantas, bagaimana perasaan mereka saat menghadapi kenyataan bahwa mereka harus berakhir di babak Sweet Sixteen? Tika dengan panjang lebar menceritakan semuanya. “Ya, pertamanya kurang bisa ikhlas nerima kalau kita kalah, sampai ada yang menangis juga. Tapi yang lain juga saling nguatin,” ungkapnya. Tika juga menyadari bahwa masih banyak yang harus mereka benahi, termasuk teknik bermainnya sendiri. “Aku ngerasa permainan lawan Gloria di Sixteen kemarin itu bukan usaha maksimal yang kita keluarin. Kita masih bisa lebih hebat dari itu. Kita kemarin kurang berani. Ada yang beda gitu. Aku juga merasa bersalah sama tim, aku punya peluang poin banyak tapi aku nggak bisa manfaatin maksimal. Aku juga kurang tenang buat finishing,” akunya.

KOMPAK: Kebersamaan tim FFW


          Target mereka adalah berada di Big Eightdan mereka kehilangan satu langkah lagi untuk meraihnya. Namun, hal ini tidak menyurutkan semangat FFW. Mereka saling menguatkan satu sama lain, walaupun awalnya terasa perih saat kalah berlaga dengan Gloria. “Tapi sekarang udah mulai bisa nerima, kok. Sekarang udah melihat masa depan, nggak melihat yang lalu lagi. Pengalaman yang lama dilihat kalau latihan nanti aja supaya bisa dapat gambaran buat tahun depan jadi yang lebih baik,” pungkas Tika.
          Smalane, apa yang kita baca barusan adalah sebuah refleksi yang mungkin jarang kita lakukan. Meskipun perjuangan kita sudah maksimal, bisa saja kita menghadapi kegagalan. Dan di saat gagal, mungkin kita hanya bisa mengeluh dan terpuruk tanpa melihat ke depan, serta jarang melakukan introspeksi terhadap apa yang kita lakukan. Kita malah mencari kambing hitam dengan menyalahkan waktu, tempat, keadaan, dan bahkan orang lain, bukannya diri sendiri. Saatnya belajar dari FFW, tentang cara mereka berusaha keras, tetap berdoa dan menyerahkan semua kepada-Nya, saling menguatkan antar anggota tim, tidak menyalahkan keadaan, menerima kekalahan dengan lapang dada, dan menjadikannya pengalaman berharga serta motivasi untuk terus maju.
          Berusahalah untuk bangkit di saat kita jatuh dan evaluasi diri sendiri, batu sandungan apakah yang sudah menggagalkan kita kali ini. Sukses itu bisa diraih meskipun kita pernah gagal. Bisakah kalian meneladani FFW, Smalane? (ram/dia)

Jumat, 01 Juni 2012

Tahukah kalian? Bahwa ternyata bahasa Mandarin adalah bahasa dengan penutur terbanyak di dunia !


         Bahasa Mandarin boleh saja menjadi bahasa internasional kedua setelah bahasa Inggris. Tapi pada kenyataannya, bahasa ini adalah bahasa yang paling banyak dituturkan oleh orang di seluruh dunia. Hal ini bisa terjadi karena jumlah penduduk di China/Tiongkok saat ini diperkirakan hampir mencapai 1,4 milyar juta jiwa dan semua penduduknya diwajibkan bertutur kata resmi dalam satu bahasa yaitu Bahasa Mandarin. Termasuk para imigran dari China yang tetap setia menggunakan bahasa Mandarin walaupun mereka tidak berada di tanah airnya.
         Survey membuktikan bahwa jumlah penutur bahasa Mandarin berjumlah sebanyak kurang lebih 1,5 milyar jiwa. Jumlah ini mengalahkan jumlah penutur bahasa Inggris yaitu sebanyak kurang lebih 500 juta jiwa. Padahal, pengucapan bahasa Mandarin cukup sulit dan rumit. Hal inilah yang dituturkan oleh Ananta Ayu Wulansari dari kelas X-6. “Sebenarnya, yang susah dari bahasa Mandarin itu ya pengucapannya.”. Bahasa yang menggunakan aksara China ini berasal dari sebutan orang asing kepada pembesar-pembesar Dinasti Qing di zaman dulu. Dinasti Qing adalah dinasti yang didirikan oleh suku Manchu, sehingga pembesar-pembesar kekaisaran biasanya disebut sebagai Mandaren (Hanzi: 滿大人) yang berarti Yang Mulia Manchu. Dari sinilah, bahasa yang digunakan oleh para pejabat Manchu waktu itu juga disebut sebagai bahasa Mandaren. Penulisannya berevolusi menjadi Mandarin di kemudian hari.
         Namun bila dilihat di lingkungan SMA Negeri 5 Surabaya terutama siswa-siswi yang memilih kelas bahasa Mandarin, kenyataannya 40 dari mereka mengaku tidak mengetahui bahwa bahasa Mandarin adalah bahasa dengan jumlah pengguna terbanyak di dunia. Nampaknya ini merupakan pengetahuan baru untuk kita.(miw/acr)

Contoh catatan Bahasa Mandarin dan kamus elektronik yang  dilengkapi kamus Mandarin (ayr)